Indahnya Sawarna!

Seperti tahun-tahun sebelumnya. diakhir kepengurusan BP (badan pengurus) himpunan tempat saya berhimpun dikampus selalu diadakan acara keakraban yang biasanya diisi dengan jalan-jalan ke suatu tempat di luar Kota Bandung. 2 tahun lalu kami, sekementerian Pengmas HME ITB melakukan ritual akhir tahun ke Pantai Ujung Genteng daerah Sukabumi yang kece parah. Saya sempat membuat review perjalannya di sini. Tahun lalu pun, kami memulai awal tahun 2014 dengan ber-malam-akrab bersama di Pantai Santolo daerah Garut. Seperti sudah menjadi sebuah tradisi, awal tahun ini pun "menteri-menteri kece" Elsa-Muti-Teguh berniat untuk mengadakan kembali jalan-jalan pengmas ke suatu tempat yang jauh dari hiruk pikuk dago-cihampelas-PVJ. Selain karena emang berniat untuk jalan-jalan. Diharapkan acara ini dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan dan keakraban di antara sesama anggota pengmas. Sebetulnya target dari kegiatan ini adalah angkatan 2012 dan 2013 karena secara saya dan temen2 2011 akan segera turun dan fokus ke TA, dan angkatan 2012-2013 lah yang akan melanjutkan perjuangan kami menumbuhkan kepedulian massa HME untuk ikut serta dan turun langsung dalam pengabdian masyarakat #asek.

Tanggal pun telah ditentukan yaitu kami akan melakukan tour pada tanggal 24-25 Januari 2015. Yeay!! Tapi kami masih belum tahu ke mana akan pergi. wkwkwk.. Akhirnya setelah melakukan kajian yang disisipi dengan perdebatan alot, dengan segala pertimbangan akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Pantai Sawarna!! Jujur saat itu saya belum pernah dan ga kebayang di Sawarna kayak apa, takutnya udah aja cuma pantai, ga ada apa-apa lagi takut bosen tapi saat itu nama pantai ini memang sedang naik daun, diperbincangkan dimana-mana. Jadi kami pun iut penasaran. haha

Singkat cerita 13 orang rombongan kami siap berangkat. Ke 13 orang yang beruntung tsb adalah saya (EP'11), Elsa (ET'11), Muti (ET'11), Hasnan (ET'11), Mangga (ET'11), Danti (ET'11), Adit (EL'12), Hanif (EL'12), Mail (EP'12), Gezi (EL'12), Rahmi (EL'12), Nala (EL'12) dan Nanur (EL'13). Ya, sayangny beberapa orang yang tadinya mau ikut, beberapa tidak jadi berangkat karena satu dan lain hal. Akhirnya kami berangkat ke SAWARNA!!!

24 Januari 2015

Hari itu sebenarnya padat sekali agenda pengmas, pagi hari sampai sekitar jam 4 sore kami ada acara Gema Aksara (semacam kegiatan seminar dan pameran stand pengabdian masyarakat di bidang pendidikan yang diselenggarakan oleh skhole (KM ITB) dan pengmas HME mengambil bagian dalam acara tsb. Sekitar jam 7 malam (abis isya) barulah kami bisa memulai perjalanan, start dari gerbang depan ITB. Kami berangkat menggunakan 2 mobil, 1 mobil disopiri oleh Hasnan berisi 6 orang sedangkan mobil yg satunya disopiri oleh Mangga berisi 7 orang. Rute yang kami tempu kira-kira seperti ini -Bandung-Cimahi-Padalarang-Cianjur-Sukabumi-Pelabuhan Ratu. Nah di Pelabuhan Ratu mulai tampak hawa-hawa pantai dan mulai terdengar deburan ombak dan lampu remang2 yang kemungkinan berasal dari kapal atau kyk semacam tempat pembiakan ikan (saat itu kondisi sudah malam gelap dan sepi, ga keliatan apa-apa selain hutan dan semak di kanan-kiri jalan, terkadang ada rumah-rumah peristirahatan kecil jg sih). Kl kt mail sih sengaja dikasi lampu biar ikan2ny pada mendekat gitu ke sumber cahaya. Gue yg ga ngerti apa-apa sih percaya aja. haha. Disini jalannya rada menanjak berkelok-kelok, ditambah bapak hasnan yang nyetirnya ngebut pisan berasa lagi F1, gue yg tadi nya udh ngantuk seger lagi. haha. Pelabuhan Ratu terletak sekitar 60 kilometer ke arah selatan dari kota Sukabumi. Pantai yang terletak di pesisir Samudera Hindia ini terkenal dengan ombaknya yang besar, Dari Pelabuhan Ratu kami tinggal mengikuti terus Jalan Raya Cikotok sampai ke Bayah. Kemudian setelah sampai Bayah, Sawarna pun tak jauh letaknya dari kantor kecamatan Bayah.

Pantai Sawarna terletak di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Kami menempuh perjalanan Bandung-Swarna sekitar 7 jam, dan tiba di Sawarna sekitar jam 2 dini hari. Mobil kami langsung diserbu beberapa mamang2 yang menawarkan penginapan. Awalnya kami berhenti sebentar hanya untuk bertanya-tanya.  Berbekal cerita dari teman2 di Bandung yang sudah pernah ke tempat ini sebelumnya bahwa sayang jika kami menyewa kamar/rumah singgah sebab ternyata banyak sekali kamar mandi umum yang tersedia di pinngir jalan. Dalam konteks ini kami hanya berpikir mengenai MCK nya saja terutama untuk kaum hawa, sementara untuk tidur kami pikir hal itu bisa dilakukan di mobil. Lagi pula sebagian besar waktu kami akan dihabiskan di luar ruangan (pantai). Pada akhirnya setelah muter-muter mengulur waktu, kami menemukan sebuah tempat lapang dan disebelahnya berdiri masjid. Kami memutuskan untuk parkir di tempat itu dan beristirahat. Saat itu jam sudah menunjukan pukul 3 dinihari. Awalnya kami semua beristirahat di mobil, namun karena saya merasa tidak nyaman di dalam mobil akhirnya saya keluar menuju masjid. Pada akhirnya semua yang tadinya berada di mobil cowok keluar dan tidur di masjid. Tidak sampai satu jam istirahat adzan shubuh berkumandang, kami pun kembali terbangun dan masjid mulai ramai. Yah mungkin beginilah nasib backpacker yang hidup dari masjid ke masjid. hehe

25 Januari 2015

Setelah solat subuh, saya dan beberapa anak cowok segera bergegas berharap kami bisa menuju pantai dan menikmati sunrise. Fyi, tempat kami parkir dengan bibir pantai masih berjarak sekitar 3 km atau sekitar setengah jam jalan kaki. Namun apa daya, niatan untuk menikmati sunrise pun kembali gagal karena kami masih berada di parkiran mobil saat matahari sudah mulai meninggi. haha

Desa Sawarna merupakan desa pesisir yang memiliki banyak objek wisata. Panjang pantainya sendiri mencapai 65 km yang berhiaskan pasir putih dan karang. 

Peta Desa Sawarna dengan objek wisata yang ada

Jika kalian lihat dari peta di atas, posisi parkir kami/start awal kira-kira berada di "POS OJEG". Jadi objek di Sawarna terletak cukup jauh antar satu objek dengan lainnya. Tetapi disana tidak ada angkot sehingga apabila kita mau beranjak ke objek berikutnya maka kami harus menempuh perjalanan kaki yang cukup menguras tenaga (baca: jauh). Namun jangan khawatir, ada mamang ojek yang siap mengantar para turis jika dibutuhkan. Harga ojeknya sekitar 50rb/3objek atau bisa kurang kl jago nawar. Dan berhubung anak pengmas ini orangnya strong2 dan ingin sekalian berhemat berolahraga, maka kami memutuskan untuk jalan kaki, tidak menyewa ojek. Oh iya, disana juga ada jasa tour guide untuk membantu kami menuju masing-masing objek, kmrn kami mendapat harga 150 rb lumayan lah.. Di tempat yang baru, kami juga perlu orang lokal untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. hehe.. Oke Let's start our journey..

Destinasi pertama adalah Legion Pari, here we go!! Perjalanan dari spot start ke Legion Pari lumayan jauh dan naik turun bukit.. Jalannya pun tidak begitu bagus, berbatu, kebayang pasti kl naik ojek lewat jalan ini sangat menguras adrenalin.. haha.. Disekitar kanan kiri jalan kami ditemani kebun dan sawah (sepertinya) milik warga. Sangat sulit diduga bahwa dibalik rerimbunan pohon dan semak ini ada pantai. Barulah setelah hampir setengah jam berjalan suara deburan ombak mulai terdengar.. Yeayyy, kami semakin bersemangat dan mulai berlari mencari arah datangnya sumber suara. Oh iya untuk masuk objek Legion Pari kita harus membayar 5k. Yup, yg dikatakan orang-orang tentang pantai ini memang tidak salah. Pantai ini memiliki pasir putih yang sangat cantik. Hembusan angin dan ombaknya tidak begitu kencang saat itu dan kami mulai berlari-lari kecil menerjang ombak-ombak pantai yang seperti menyambut kedatangan kami. Sayang kami datang telat, apabila waktunya pas, sunrise di pantai ini pasti sangat indah.






@pantai legion pari

Tidak jauh dari Legion Pari, terdapat pantai Karang Taraje, Dinamakan demikiran sebab pantai ini penuh dengan karang-karang besar, kokoh membelah ombak namun tetap cantik menawan. Taraje (tangga dalam bahasa setempat) sebab untuk mencapai bibir pantai kita harus menaiki tangga bambu karena terhalang oleh karang yang sangat besar (sayang, tangganya lupa difoto)..









 @pantai karang taraje




@pantai antara legion pari dan karang taraje, berkarang kecil

Objek berikutnya yang kami singgahi adalah pantai Karang Beurem, di pantai ini banyak sekali terdapat karang. Kami tiba disana saat air belum terlalu pasang sehingga kami dapat melihat cekungan-cekungan air diantara karang-karang tersebut. Disini juga terdapat karang yang cukup tinggi. Ketika ombak besar datang maka karang tsb akan memecah ombak dan sisa air yang berhasil melalui karang tsb akan mengalir membentuk air terjun kecil. Indah dan menakjubkan!

karang sebelum ombak datang

pecahan ombak membentuk airan air menyerupai air terjun kecil

Matahari sudah mulai meninggi, jam sudah menunjukan pukul 10 pagi. Kami begitu terpesona dengan keindahan pantai di selatan Banten ini, begitu mengaguminya sampai kami lupa bahwa kami belum sarapan. Akhirnya kami istirahat di warung kecil yang kebetulan ada di dekat pantai, sejenak melepas lelah ditemani nikmatnya mie rebus sawarna. haha


Masih ingin mengeksplorasi keindahan Sawarna, kami lanjut ke spot berikutnya, Pantai Tanjung Layar. Pantai ini memiliki 2 buah batu raksasa yang jika diperhatikan menyerupai bentuk layar. That's why this beach called Tanjung Layar. Pantai ini landai dan berbatu, sangat menyenangkan berenang di pantai ini sebab ombaknya tidak terlalu besar akibat terdapat banyak karang yang memecah disekelilingnya.

@pantai tanjung layar

Kami cukup lama bermain-main di pantai ini, pantai ini sudah cukup ramai jika dibandingkan dengan spot-spot sebelumnya yang telah kami kinjungi. Disni juga berderet warung-warung yang menyediakan souvenir dan makanan-makanan.

Akhirnya setelah puas menikmati keindahan di Tanjung Layar kami beranjak untuk kembali ke tempat kami parkir mobil. Mengingat waktu yang tak terasa sudah menunjukan pukul 1siang. Sepanjang perjalanan pulang, kami masih saja disuguhi pemandangan menakjubkan. Pantai Pasir putih dengan keindahan alaminya memohon kepada kami untuk singgah kesana. Aku benci mengakui ini tapi waktu tak mengizikan kami ntuk kesana. Kami masih membutuhkan waktu untuk membersihkan badan dan beristirahat karena perjalanan kembali ke Bandung tentu akan memakan waktu yang tidak sebentar. Akhirnya kami hanya bisa saling berpandangan berjauhan dengan Pantai Pasir Putih.



@pantai pasir putih dari kejauhan


Tak terasa liburan ini telah berakhir. Liburan ini juga merupakan liburan terakhir yang saya lalui bersama teman-teman pengmas. Tidak semua objek yang ada di Desa Sawarna kami kunjungi, masih ada Goa lalay (Gua kelelawar), Goa Langir, Karang Bokor dan lainnya. Namun kondisi juga lah yang mengingatkan kami untuk tidak serakah, untuk tetap menjaga kesehatan kami. Jangan sampai keinginan kami untuk mengunjungi sites ini membuat kami drop. Perjalanan panjang dan melelahkan 2 hari ini telah terbayarkan. Puas, Gembira, Senang, dan bersyukur tentunya. Dibalik hiruk pikuk dunia politik dan berbagai kemelut permasalahan bangsa yang ramai belakangan ini, saya sepakat bahwa negeri ini terlalu indah untuk kita pesimisi. Saya yakin, ditangan yang tepat, sumber daya alam yang melimpah di negeri ini dapat termanfaatkan dengan maksmimal untuk kepentingan bangsa. Dan Desa Sawarna yang masih perawan ini saya yakin akan dapat tumbuh menjadi salah satu destinasi pariwisata dunia. 

Selesai sudah, sore hari yang indah mengantarkan kepulangan kami ke Bandung. Kami semua akan kembali mengahapi realitas di dunia kampus. Berjuang dalam sebuah pertarungan yang mempertaruhkan mimpi, ego dan status. Terima kasih untuk 2 hari yang indah, sangat berkesan, dan takkan terlupakan! Can't wait for the next journey!!! Terima kasih Pengmas, terima kasih Sawarna!





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses Rekrutmen PT. Paragon Technology and Innovation

Isolator : Piringan Bergerigi di Jaringan Listrik

Lebih Tahu tentang Transformator: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Kegunaan