BOSCHA di tengah TA

Saya baru aja mengikuti sebuah lomba -sebut saja lomba elektro- yg diselenggarakan UI dan dimalam itu (8 februari) adalah waktu pengumuman 15 besar peserta yang akan lolos ke tahap penjurian akhir di Jakarta bulan Maret. Singkat cerita setelah menunggu sekian lama dengan pengunduran waktu pengumuman yang telah dilakukan beberapa kali oleh panitia, akhirnya pengumuman keluar. Dari 15 tim yang lolos itu, tidak ada satu pun yang berasal dari Jawa Barat. Sebagian besar berasal dari Jawa Timur, Ya saya dan tim saya tidak lolos, awalnya saya tidak merasa terlalu sedih karena melihat persiapan kami yg selain mepet, idenya pun kami ciptakan sendiri tanpa ada bimbingan berarti dari dosen (dalam lomba disebutkan bahwa setiap tim harus memiliki dosbing). Ya saya kembali mendapatkan pelajaran, tidak ada sesuatu besar yg terjadi secara instant di dunia ini, semuanya butuh proses, dan juga perjuangan. Mungkin kami yang terlalu over pede, atau terlalu percaya dengan mitos nothing is impossible. Pada akhirnya saya sepakat bahwa nothing is impossible also has a natural law. Tidak akan adanya reaksi tanpa adanya aksi terlebih dahulu. Kami kurang sekali dalam hal konsultasi dengan dosen kami, selain karena dosen2 kami semuanya sibuk, kami sudah merasa ide kami cukup aplikatif untuk diwujudkan dan kami merasa itu sudah cukup.

Cukup menjadi pukulan saat itu, tetapi sepertinya Allah tidak ingin membiarkan saya terpuruk dalam kegagalan ini berlarut-larut. Masih di hari yang sama, saya membaca sebuah poster yg ternyata datang dari kawan lama saya, Pandu, mengenai sebuah event bernama BOSCHA (Bandung Open Data Summit and Challenge). Saya cukup kenal baik dengan Pandu, kami pernah sekelas saat TPB dulu dan bahkan kami pernah satu divisi saat acara malam keakraban STEI 2011. Saya tau Pandu merupakan tipe orang yang top achiever, maka saya coba untuk membaca lbh jauh ttg kegiatan ini. Dan ternyata saya jatuh cinta dgn ide yang diutarakan!! Saya tertarik untuk ikut bergabung. Singkat cerita setelah saya bertemu dengan Pandu, saya setuju ikut bergabung dalam kepanitiaan ini Pandu menawarkan saya untuk ikut bergabung dlm Tim Inti Boscha dengan posisi sbg asisten pemkot.


BOSCHA 2015

Oh iya jd untuk yang belum tau apa  itu BOSCHA dan kenapa pula jadi asisten pemkot.. Jadi BOSCHA itu bukan observatorium tempat sherina sm saddam ciuman yang di lembang itu yah manteman, BOSCHA (Bandung Open Data Summit and Challenge) merupakan sebuah konferensi dan kompetisi pengembangan aplikasi data terbuka yang bertujuan untuk mempertemukan dan meningkatkan kolaborasi antar pemangku kepentingaan dalam ekosistem data terbuka di Bandung. Pemkot sendiri bersama Code For Bandung (komunitas yang peduli dengan gerakan open data), serta Bank Indonesia Propinsi Jawa Barat berkolaborasi menjadikan Kota Bandung sebagai pelopor pemerintah daerah data terbuka di Indonesia, yang bertujuan menumbuhkan partisipasi dan inovasi masayarakat dalam percepatan penyelesaian masalah di Kota Bandung dan memulai langkah menuju open government yang transparan, akuntabel dan inovatif. Kota Bandung menjadi 1 dari 112 kota lain di dunia yang menyelenggarakan rangkaian acara data terbuka internasional dalam rangka memperingati Open Data Day (Sejak 2014, 22 Feb ditetapkan sebagai hari data terbuka internasional.


Bandung, tercatat sebagai satu-satunya kota dari Indonesia yang berpartisipasi pada peringatan open data day

Untuk soal keterbukaan data pun, posisi Indonesia cukup baik jika dibandingkan dengan beberapa negara di dunia. Tetapi tentu saja ini belum maksimal dan masih bisa untuk dioptimalkan. Posisi Indonesia naik 16 peringkat pada tahun 2014 untuk keterbukaan data. Data peta, tanah, masih memiliki peluang untuk menuju keterbukaan yang tentu saja akan berguna bagi berbagai rumpun keilmuan: geodesi, sipil dsb.

Indonesia berada di posisi 36 dari 86 negara dalam keterbukaan data, naik 16 perigkat pada 2014


Acara BOSCHA sendiri berlangsung pada tgl 21 Feb yang diisi dengan summit oleh pemkot, akademisi, komunitas, kementerian/lembaga terkait, IT developer, masyarakat umum dan pemangku kepentingan terkait. sedangkan tanggal 28 Feb itu final lomba aplikasi open datanya. Praktis selama bulan Februari kemarin, dunia per-TA-an gue terguncang, Ga ada progress berarti TAnya.. Disitu kadang saya merasa sedih :( 

Kepanitian ini merupakan salah satu kepanitiaan paling berkesan yang pernah gue jalanin. BOSCHA disiapkan oleh tim inti yang terdiri hanya dari 9 orang. dan sekitar 30an orang relawan. Baik tim inti maupun relawan terdiri dari berbagai latar belakang tidak hanya dari jurusan IT saja, tetapi ada juga dari psikologi, biologi, geodesi, planologi dll. Tidak hanya dari ITB saja, tetapi ada jg yang berasal dari UPI, Unisba, Teklom dll. Dan tidak hanya dari bandung saja, relawan bahkan ada yang berasal dari jakarta dan semarang.. waaaww.. Saya sendiri sempat tidak menyangka bahwa animo teman2 relawan sedemikian besar. Kadang saya sempat berpikir, mengapa mereka mau ya capek-capek jd relawan diacara kayak ginian? Saya sendiri sempat kepikiran, kok bisa ya dulu mau ikutan jd panitia inti di acara yang super ribet banget (suer nyiapinnya ribet bangetttt secara acara ini merupakan kolaborasi dari 3 institusi, Code For Bandung, Pemkot, dan Bank Indonesia kantor wilayah Jawa Barat, that's why gue jd asisten pemkot), gimana ga ribet coba kami yang sebagian besar atau malah semuanya adalah mahasiswa dituntut untuk sangat profesional dalam menyelenggarakan acara ini mulai dari persiapan, eksekusi, acara, publikasi, materi, mulai dari teknis sampai non teknis, belum lagi acara ini diselenggarakan di gedung BI yang merupakan bank besar dan gedungnya merupakan cagar budaya. Kebayangkan pengamanannya kayak apa, dan kami masih harus sering bolak-balik pas H-sekian buat nyiapin venue. Tak terhitung lagi berapa kali kami dimarahin satpam gedung karena miskom. hehe.. Tapi emang itu udh kewajiban bapak satpamnya sih untuk menjaga gedung ini yang pasti banyak rahasia negara di dalamnya..Salam Hormat , Pak Satpam!


Gedung BI, Venue BOSCHA 2015

Tetapi baik tim inti, maupun relawan yang gue kenal selama 1 bulan ngurusin BOSCHA kemarin gue yakin mereka merupakan anak2 muda harapan bangsa yang peduli dan mau turun langsung untuk berkontribusi bagi bangsanya mulai dari kota bandung di boscha dalam hal ini. Boscha merupakan langkah awal dimana, kami harap para developer2, komunitas dan masyarakat umum semakin terbuka matanya melihat kondisi kota bandung, apa masalahnya, bagaimana solusinya dan harus kemana kalau mau ikut bantu nyelesain masalah di kota bandung. Dari acara kemarin diharapkan akan muncul banyak ide-ide kreatif berbasis apps yang memanfaatkan data terbuka dari pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah perkotaan. Efeknya? Tentu saja sangat berefek ke berbagai sendi kehidupan. Masyarakat akan semakin tangguh, mandiri, ekonomi kreatif berkembang, transportasi massal lebih rapih, penghematan energi bisa dilakukan, dan mungkin dari segi keamanan masyarakat pun akan lebih aman. Masyarakat juga bisa lebih menjalankan pengawasan kepada pemerintah dengan data terbuka ini sehingga korupsi bisa diberantas. Dan gue sepakat, sebelum kita mendeklarasikan diri sebagai smart city, kita terlebih dahulu harus mencerdaskan masyarakat agar teknologi itu tidak menjadi bumerang bagi mereka yang tidak siap menerimanya. Itu juga salah satu alasan mengapa BOSCHA ini diselenggarakan.


Gue pribadi merasa bahwa sebagai seorang mahasiswa yang insyaAllah bentar lagi mau lulus merasa belum bisa kontribusi sesuatu yang berarti ke masayarakat. Apalagi dengan keilmuan tenaga listrik yang gue miliki. Tetapi gue pengen bisa memberi dan akan selalu mencoba memberi walau terkadang memberi itu melelahkan, apalagi memberi yang tanpa menerima.#curcol Tetapi sungguh ada kebahagiaan apabila apa yang telah kita perbuat bisa bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita. Meskipun itu berarti kita memberi sangat banyak tanpa menerima sedikit pun. kita cukup menerima apa yang telah Allah janjikan untuk kita. Asalkan niat kita baik, InsyaAllah membawa berkah .


Thx guys, sudah diberi kesempatan untuk merasakan ikut berbagi melalui Boscha ini di injury time kemahasiswaan gue. Walaupun gue harus mengorbankan sedikit waktu TA gue untuk fokus ke Boscha, tpi semua terbayar ketika semuanya sudah berhasil kita lewati bareng2. Tidak ada rasa menyesal sedikit pun bisa melalui BOSCHA bersama kalian. Sekarang saatnya gue fokus lagi ke TA. Doakan april selesai dan Juni bisa wisuda ya guyss!! Aminn:) Semoga juga BOSCHA taun depan - yg katanya mau dijadiin acara tahunan sm pemkot - bisa berjalan lebih sukses dan lebih cetarrr dr tahun ini. hahaha.. Mudah2an apps yang muncul dr Boscha tahun ini juga bisa segera diwujudkan agar manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat banyakkk. hehe







Rakor tim inti persiapan summit BOSCHA H-2, selasar Labtek V ITB







Acara pembukaan Summit BOSCHA 21 Feb 2015

Press Conference yang dihadiri oleh Bapak Walikota Bandung

Suasana FGD membahas permasalahan kota dan solusinya


Interaksi saat FGD

interaksi antar peserta summit

Panitia Super BOSCHA pasca Summit 21 Feb 2015

Finally this committee may be over but the sense of kinship that has been created among us will never end. Big thank's and see you later guyss.. Muahhh 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proses Rekrutmen PT. Paragon Technology and Innovation

Isolator : Piringan Bergerigi di Jaringan Listrik

Lebih Tahu tentang Transformator: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Kegunaan